Wisuda ke 51 Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta di pertengahan bulan November sudah berlalu menyisakan kisah inspiratif. Prosesi wisuda kali ini mencetak sejarah sebagai wisuda dengan jumlah wisudawan terbanyak sepanjang berdirinya UIN Raden Mas Said Surakarta. Dari 1259 wisudawan terdapat 760 wisudawan lulus dengan predikat cumlaude. Dan salah satunya adalah Panji Putra Ariyanto, S.Sos. Lulusan terbaik dari Fakultas Ushuluddin dan Dakwah ini meraih IPK 3,87. Studinya diselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun 9 bulan.

Pemuda asal Karanganyar ini memiliki kisah unik dan membanggakan selama menjadi mahasiswa. Panji bisa dikatakan sebagai salah satu mahasiswa paling produktif dalam hal prestasi. Penerima beasiswa Bidikimisi ini pernah menyandang gelar Delegasi Terbaik dalam Turkiye International Movement 2022. Berikut beberapa prestasinya selama menjadi mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta:

1. Best Delegates Turkiye International Movement 2022

2. Best Idea Project South Korea Y-SDGs Leader Weeks 2021

3. Finalis English Debates IPPBMM Tahun 2021

4. Juara II Busines Plan Timah Diksi Nasional 2020

5. Mister Youth Jawa Tengah-DIY 2020

Tak puas dengan mencetak prestasi, Panji aktif berkontribusi dalam kegiatan kemahasiswaan dan sosial kemasyarakatan. Panji pernah menjadi Ketua Umum Forum Mahasiswa Bidikmisi KIP Kuliah pada 2021. Pemuda 21 tahun ini juga aktif sebagai penyalur aspirasi masyarakat di daerahnya melalui aktivitas sosial. Melalui aktivitas sosial, Panji berhasil menjadi jembatan bagi warganya mendapatkan bantuan sosial seperti pembangunan jalan desa, renovasi rumah tak layak huni, hingga merekomendasikan siswa di desanya mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar.

Panji menekankan agar mahasiswa tidak hanya mengisi kekosongan intelektualitas di dirinya pribadi. Namun lebih dari itu, mahasiswa berkewajiban mengisi setiap kekosongan di masyarakat, terlebih kekosongan keadilan. Mahasiswa harus menjadi sebuah pohon kokoh berdaun rindang, menjadi pengayom dan tempat berteduh bagi setiap manusia.

“Bagi saya, setiap perbuatan baik adalah momen bagi saya untuk terlahir kembali sebagai sebenarnya manusia. Menjadi terbaik bukan berarti mengalahkan yang lain, terbaik adalah tentang keberhasilan melawan diri sendiri, dari setiap kemalasan, kesedihan, keterpurukan dan ketakutan. Bukankah menjadi versi terbaik dari diri kita terasa lebih nyaman dibandingkan memuaskan ekspetasi sekitar? Mari menjadi versi terbaik dari setiap diri kita. Menjadi insan yang sentiasa dekat dengan kesalehan sosial pada setiap langkah mengisi waktu berjalanan-nya kehidupan,” tutur Panji.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *