Ini adalah kisah inspiratif Mohamad Ridwan Syahroi, Mahasiswa KPI 2018, yang berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu dan meraih cumlaude
Saya Mohamad Ridwan Syahroi, kelahiran Blora, 9 Juli 2000. Kedua orang tua saya bekerja sebagai petani. Saya merupakan salah satu mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta angkatan 2018 yang lulus kuliah tepat waktu pada pertengahan tahun 2022 ini. Sebelumnya, saya merupakan lulusan dari MA Darul Muna yang mana saya sekolah dulu sambil mondok juga di Pondok Pesantren Darul Muna sejak lulus SD. Menjadi santri di pondok pesantren merupakan kemauan saya sendiri dan tidak ada sedikit pun paksaan dari orang tua, karena saya berpikir bahwa belajar ilmu umum perlu diimbangi dengan ilmu agama.
Setelah lulus dari MA Darul Muna, saya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Saya masuk kuliah di KPI UIN Raden Mas Said Surakarta sambil Mondok di Pesantren Mahasiswa FUD UIN Raden Mas Said yang bertempat di Dusun Tojayan, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Saya memilih kuliah sambil mondok di PESMA FUD, pertama karena biar aqidah saya tetap terjaga. Kedua, biar sedikit demi sedikit tetap dapat mereview lagi pelajaran kitab dari pesantren sebelumnya. Ketiga, karena melihat PESMA FUD merupakan pondok yang tidak dipungut biaya dan disediakan dari kampus, dari sini saya juga dapat meringankan beban kedua orang tua (tidak ngekos atau ngontrak).
Ketika dipimpin Dr. Islah, FUD berkerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Musthofa Ngeboran yang diasuh oleh Bapak Kyai Muhammad Yasin yang merupakan alumni dari Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang yang bertempat di Dusun Ngeboran, Karangduren, Sawit, Boyolali. Alhamdulillah, saya melanjutkan studi di kampus UIN Raden Mas Said sampai lulus sambil menetap di Pondok Pesantren Al-Musthofa Ngeboran.
Di pondok pesantren, saya diajarkan untuk hidup lebih mandiri lagi sambil menempuh pendidikan di UIN. Karena, melihat zaman saat ini, yang sangat memprihatinkan, maka saya tetep berusaha untuk mengimbangi ilmu umum dengan ilmu agama. Belajar di pondok pesantren Al-Musthofa Ngeboran sama sekali tidak menganggu kuliah saya. Karena, lancar tidaknya sesuatu tergantung dari diri kita masing-masing. Asalkan dapat membagi waktu dengan baik, dan bisa memahami prioritas maka sesuatu tidak akan berantakan dan berjalan dengan baik.
Sebagai Mahasiswa dan Mahasantri jujur saya tidak merasa keberatan. Justru malah bersyukur sekali dapat menggapai ilmu dan hikmah di keduanya. Saya melakukannya dengan sangat santai tapi juga melihat timeline kegiatan kampus. Saya mengerjakan skripsi sekitar 5 bulan dan berjalan dengan lancar karena sedikit usaha saya dalam membagi waktu. Saya di semester 6 akhir sudah melakukan ancang-ancang, saya sudah tahu apa yang akan saya angkat sebagai objek skripsi.
Maka, di semester 7 awal saya sudah mulai menyusun strategi dengan melihat jadwal pengajuan skripsi yang telah diumumkan dari kampus. Dengan melihat jadwal dari kampus dalam menyelesaikan tugas akhir, alhamdulillah tidak ada kendala. Meskipun di semester 7 banyak sekali kegiatan seperti KKN, KKL, magang dalam waktu yang berdempetan. Saya lebih ekstra dalam membagi waktu sembari menyusun laporan dan tugas akhir. Langkah demi langkah semua terlampaui dan alhamdulillah di semester 8 pertengahan saya dapat menyelesaikan studi kurang dari 4 tahun dan dapat meraih predikat cumlaude. Semua itu, tidak mengganggu waktu saya sama sekali meskipun sambil menetap di Pondok Pesantren. Justru malah menjadi suatu tantangan yang positif selama berada di Kota Solo.
Terakhir, saya berterima kasih kepada kedua orang tua saya, guru-guru saya serta teman-teman saya yang tekah mendoakan dan tidak lupa kepada Beasiswa LAZIS UNS (Semester 1-4) dan BAZNAS UIN (Semester 5 – Lulus) yang telah membantu biaya pendidikan saya dari semeter awal sampai lulus.