Syafawi Ahmad Qadzafi, Dosen Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Raden Mas Said Surakarta memberi pesan penting kepada Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) FatsOeN, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

“Kerja jurnalis adalah kerja silaturahmi. Karena pada praktiknya, jurnalis—apalagi pers mahasiswa—merupakan kerja-kerja jaringan. Tanpa jaringan, seorang jurnalis akan kesulitan mencari data, menyajikan data,” kata Qadzafi dalam kegiatan “Webinar Kepenulisan Jurnalistik” Dies Natalis Ke-22 pada Kamis (30/6), di Auditorium Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan sejak tanggal 17 Juni 2022 berupa perlombaan bidang jurnalistik dan kepenulisan, yakni Fotografi, Esai dan Live Report.

Acara ini juga dihadiri oleh Pembina LPM FatsOeN, M. Andi Hakim, serta Agus Mundzir, selaku Jurnalis Metro TV. Keduanya juga memberi pesan penting dalam acara “Webinar Kepenulisan Jurnalistik” ini.

“Hanya dan memang Lembaga Pers Mahasiswa yang didanai oleh kampus dan tetap mengkritisi kampus. Ini adalah salah satu bentuk independensi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan perlu dipertahankan,” ujar M. Andi Hakim.

Acara ini sendiri dihadiri secara virtual oleh puluhan peserta dari latar belakang yang beragam. Beberapa peserta tampak antusias dalam mengikuti pelatihan “Webinar Kepenulisan Jurnalistik” ini.

Salah satunya ada yang menanyakan tanggapan Qadzafi tentang masalah yang dialami oleh salah satu lembaga pers mahasiswa di daerah Indonesia Timur yang mengalami persekusi oleh kampusnya sendiri. Persekusi ini terjadi karena pers mahasiswa tersebut mengungkap kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dosen di kampus tersebut.

“Sebenarnya kalian itu punya organisasi Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang mana jika kalian aktif di sana, kalian punya alat konsolidasi secara nasional. Jadi kalau ada persekusi seperti itu, hal kayak gitu pasti jadi isu nasional karena solidaritas antar-pers mahasiswa di Indonesia itu cukup kuat,” tambah Qadzafi.

Qadzafi juga memberi contoh dengan kasus pelecehan seksual yang diungkap oleh LPM Balairung, UGM, pada awal 2019. Dalam kasus tersebut, karena Balairung punya jaringan yang bagus di PPMI, isu tersebut akhirnya jadi isu nasional. Bahkan media-media ternama sampai terinspirasi untuk menciptakan liputan-liputan khusus.

“Akhirnya, kalau pers mahasiswa ini terkendala masalah eksternal seperti itu, maka yang bakal belain itu jurnalis-jurnalis se-Indonesia. Karena sebagian besar alumnus pers mahasiswa itu ya kerjanya sebagai jurnalis-jurnalis juga. Dan itu artinya, kalian sebagai mahasiswa tidak pernah sendirian menghadapi hal seperti itu,” tambah Qadzafi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *