Maraknya gerakan hijrah dan munculnya komunitas hijrah belakangan ini menarik perhatian mahasiswa dan dosen KPI IAIN Surakarta. Adalah Erma Priyanti dan Abraham Zakky Zulhazmi yang meneliti Komunitas Jaga Sesama, Solo. Dakwah Komunitas Jaga Sesama menarik diteliti karena mereka menggunakan cara-cara unik untuk dapat mendekati anak muda, sasaran dakwah mereka. Mereka memiliki program cuci sepatu gratis, futsal, touring dll. Artinya dakwah tidak hanya berkutat di masjid an sich.
Artikel Erma dan Zakky berjudul Eksistensi Komunitas Hijrah dan Dakwah Masa Kini (Studi Pada Komunitas Jaga Sesama Solo), dimuat di Jurnal Ilmu Dakwah UIN Semarang Vol 40, No 2 (2020).
Komunitas hijrah berupaya menyesuaikan dengan youth culture masa kini. Gerakan hijrah juga dipandang sebagai geliat dakwah kelas menengah muslim Indonesia. Kelas menengah muslim melahirkan Islam populer yang berbasis gaya hidup. Mereka mengikuti perkembangan budaya masa kini mulai dari fashion, industri halal (makanan, hotel, pariwisata, bank) dan dakwah modern yang selaras zaman. Di sana dapat dilihat keberadan komunitas hijrah merupakan praktik Islam populer khas kelas menengah muslim.
Menjadi komunitas dakwah yang mendapatkan perhatian anak muda, salah satu tugas komunitas hijrah adalah turut serta menguatkan moderasi beragama di Indoensia, bukan sebaliknya. Nilai-nilai keindonesiaan mestinya juga menjadi bagian dari tema-tema kajian rutin mereka. Semakin baik jika mereka mampu menggali kearifan lokal di masing-masing daerah untuk keberlangsungan dakwah mereka.