Izzat Abidi, Mahasiswa KPI 2015
Pandemi covid-19 belum usai hingga bulan Juli 2020 ini. Di sisi lain pemerintah sudah mengenalkan sebuah gaya hidup normal baru guna menyikapi ketidakpastian akan selama apa pandemi ini berlangsung, atau kapan pandemi ini berakhir.Di situasi ini banyak dari kita tidak siap menyikapi ketidakpastian itu. Bahkan di kota tempat aku tinggal yang mulanya berangsur membaik sekarang berubah menjadi zona hitam (setidaknya hingga esai ini ditulis), satu tingkat di atas zona merah yang itu saja sudah membuat diri was-was.
Perubahan tingkat zona di kotaku ini dikarenakan dalam sehari ada 18 kasus baru pasien positif covid-19. Itu yang terlacak, itu yang sudah menjalani tes. Tapi masih banyak warga dikotaku yang belum tersentuh uji lab semenjak pandemi ini berawal. Bahkan beberapa orang di jalan mulai bersikap “bodo amat” dengan tidak menggunakan masker. Seolah orang-orang masih tak percaya tindakan kecil dapat menjadi hal besar dikemudian hari.
Memang urusan menjaga diri dengan perilaku hidup sehat dan bersih sekarang makin digalakkan, sebagai salah satu upaya pencegahan penularan virus covid-19. Tapi hal itu agaknya masih sukar dimengerti setiap orang di negara kita dengan tempo sesingkat-singkatnya. Maka berbagai upaya dilakukan baik oleh pemerintah, atau pun oleh warga kepada warga yang lain. Mari sejenak kita meluangkan waktu guna melihat salah satu karya film dokumentar berjudul Diam & Dengarkan, di mana kita akan disuguhkan cerita-cerita berupa fakta lapangan jauh sebelum pandemi covid-19 terjadi hingga pandemi ini masih berlangsung. Dan cerita-cerita itu tak melulu soal covid-19 saja, banyak hal yang terabaikan (atau kita memilih abai?) sebelum pandemi ini berlangsung hingga saat ini.
Film dengan durasi 1 jam 26 menit ini dibagi ke dalam enam chapter:chapter1,Kiamat Yang Tak Terhindarkan;chapter2, Mens Sana In Corpore Sano;chapter3, Kerajaan Plastik;chapter4, Air Sumber (Gaya) Hidup;chapter5, Kehutanan Yang Maha Esa;chapter6, Samudra Cinta. Setiap chapter dalam film ini,dikisahkan dengan menggunakan narator yang mendongengi kita, sesekali juga ada beberapa narasumber yang menambahi argumen guna menguatkan cerita narator dan kondisi fakta lapangan yang ditampilkan dalam visual film ini.
Dalam film ini kita akan digiring untuk lebih peduli akan hal-hal yang sebenarnya sudah kita ketahui, tapi mungkin jarang kita pedulikan. Seperti dichapter 3 Kerajaan Plastik, salah seorang narasumber memaparkan tentang sikap mendaur ulang sampah yang lebih baik ketimbang buang sampah sembarangan, lalu sikap pakai ulang lebih baik dari pada daur ulang yang butuh proses pengolahan, kemudian sikap pengurangan (plastik dan hal-hal yang menimbulkan sampah) lebih baik dari pada sikap pakai ulang.
Dalam film Diam & Dengarkan yang dapat kita akses di Youtube ini, tak hanya mengggambarkan bagaimana kita hidup bersih dan sehat untuk diri sendiri, namun juga mengajak hidup bersih dan sehat dengan lingkungan dan alam (bumi) sebagai sebuah kesatuan. Serta ajakan upaya kolektif untuk bisa memulihkan kondisi bumi yang dulu sebelum pandemi kurang baik-baik saja, lalu memulihkan diri ketika pandemi berlangsung karena aktifitas (merusak) kita berkurang. Dan langkah lanjut kita untuk memilih Samudra Cinta (chapter 6) usai pandemi covid-19.[]