Radeka FM yang berada di bawah naungan Lab FUD resmi meluncurkan Radeka Podcast pada 17 April 2020. Edisi perdana podcast menghadirkan obrolan ringan antara Abraham Zakky Zulhazmi (dosen KPI) dan Nur Rohman (dosen IAT) seputar Work from Home (WFH).
Ide membuat Radeka Podcast sebetulnya sudah muncul sejak lama . Alat Radeka FM yang memadai dan operator yang mumpuni menjadi alasan mengapa harus dibuat Radeka Podcast. Hanya saja ide itu menguap dan baru bisa terealisasi ketika masa-masa WFH. Adapun dalam pembuatan Radeka Podcast, protokol kesehatan tetap dipatuhi: menjaga jarak, berkumpul tidak lebih dari tiga orang, tesedia masker dan hand sanitizer.
Podcast menjadi semakin populer belakangan ini. Harian Kompas edisi 19 April 2020 menurunkan liputan panjang mengenai podcast. Ada sejumlah data penting yang diungkap liputan itu. Misalnya, survey Daily Social dan Jakpat yang menunjukkan: di Indonesia 68 % dari 2023 responden akrab dengan podcast. 80, 82 % mendengarkan podcast dalam enam bulan terakhir. Adapun usia pendengar sebagian besar adalah antara 20 hingga 25 tahun.
Data menarik lainnya yang layak disimak adalah menurut Edison Research and Triton Digital sebanyak 62 juta orang di Amerika mendengarkan podcast tiap minggunya. Selain itu juga terdapat 800 ribu podcast aktif dengan 54 juta episode. Sementara itu, terdapat 185.000 judul podcast di Spotify (hingga Februari 2019) menurut Billboard Indonesia.
Masih dari liputan Kompas, menurut Pradipta Nugrahanto, orang yang telah lama berkecimpung di dunia podcast, hari ini telah terjadi pergeseran tren media. Konten audio kini semakin diminati dan semakin mendapat tempat di hati pendengar, khususnya kawula muda.
Merujuk data-data di atas semestinya dapat disimpulkan jika podcast memiliki peluang yang terbuka lebar. Radeka Podcast sedang berupaya menangkap peluang itu. Lebih-lebih tahun 2020 dianggap sebagai kebangkitan new golden age of audio.