Virus Corona yang tengah melanda dunia saat ini membuat beberapa kota di Indonesia mulai melakukan PSBB. Pemerintah Daerah menghimbau para perantau agar menunda kepulangan mereka ke kampung halamannya. Virus Corona hingga saat ini telah membuat ribuan masyarakat terjangkit dan ratusan orang meninggal dunia. Pemerintah terus berupaya agar virus ini tidak makin meluas. Pemerintah juga tak bosan menghimbau masyarakat untuk stay at home.
Sebagai mahasiswa kita tentu mendukung kebijakan tersebut. Dalam kondisi ini mahasiswa dituntut untuk menjaga kondisi fisik dan tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Dan untuk sementara waktu, kita tidak mendatangi keramaian dan tetap di rumah saja. Dengan menutup tempat-tempat umum, meliburkan belajar mengajar, perkuliahan maupun kegiatan perkantoran atau perindustrian. Namun hal tersebut masih menuai pro kontra dan kepanikan yang menjadi-jadi seiring dengan bertambahnya korban akibat wabah ini.
Begitupun saya sebagai salah satu seorang mahasiswa IAIN Surakarta juga merasakan hal yang sama seperti mahasiswa lain pada umumnya. Mungkin ini hal yang benar-benar baru bagi saya yaitu menjalani perkuliahan secara online di rumah. Kita bisa melakukan kuliah online dengan bersantai, sambil makan-makan, membantu orang tua bekerja di sawah, momong adik, beres-beres rumah dan sambil membuka sosial media tanpa ada yang melarang.
Akan tetapi dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh dosen kita tidak boleh santai juga. Pengumpulan tugas pun harus tepat waktu, tidak boleh lewat dari batas waktu yang telah ditentukan. Meskipun santai tapi tugas perkuliahan harus diutamakan demi kelancaran jalannya kuliah daring. Kuliah online membuat beberapa mahasiswa sambat akibat tugas yang diberikan oleh dosen semakin hari semakin bertambah. Namun menurut saya tugas adalah hal yang wajar dalam perkuliahan. Bukankah di saat kuliah offline seorang dosen juga akan memberikan tugas kepada mahasiswanya?
Kegiatan kuliah daring terkadang bukan tanpa hambatan, melainkan ada saja suatu kendala dalam proses pelaksanaannya, kendala yang sering dialami oleh mahasiswa yaitu sistem jaringan yang terkadang kurang stabil, sehingga membuat proses komunikasi dengan dosen tidak intens, akhirnya mahasiswa sulit memahami apa yang dijelaskan oleh dosen. Belum lagi jika ada deadline dan sedangkan tugas mata kuliah lain menanti, mau tidak mau kami sering bernegosiasi soal waktu. Adapun problem lainnya seperti kondisi keuangan para mahasiswaa, sebagian dari mereka juga pulang kampung dan berada di daerah yang buruk koneksi internetnya.
Kemudian, selain masalah di atas, saat libur lebaran orang tua mahasiswa juga belum dipastikan bisa bertemu dengan mereka ataupun melakukan liburan bersama keluarga. Pemerintah terus mengimbau agar kita stay at home, tidak boleh mudik sampai waktu yang telah ditentukan. Meskipun lebaran tanpa mudik bagaikan sayur tanpa garam, kita harus sabar, tabah dan ikhlas. Semua demi kebaikan bersama.
Di berbagai wilayah pun telah dibuat aturan sedemikian rupa, guna mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak makin meluas ke berbagai daerah. Penggunaan transportasi pribadi maupun umum juga kini telah dibatasi operasionalnya
Lantas, langkah apa yang dapat membantu masyarakat agar tetap tenang dan tidak lagi diselimuti kepanikan yang?
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo beberapa waktu lalu mengatakan bahwa keluarga bisa menjadi benteng untuk mencegah penularan virus corona karena keluarga memiliki fungsi yaitu untuk membangun rasa aman dan nyaman serta melindungi dari paparan virus tersebut. Hasto Wardoyo berharap agar setiap keluarga melaksanakan fungsinya dengan baik serta menyatupadukan anjuran atau himbauan dari Presiden Joko Widodo untuk belajar, bekerja dan beribadah di rumah yang bertujuan untuk meminimalisir atau memutus rantai penyebaran COVID-19.
Jadi, bagaimana perasaan kalian selama stay at home? Apa sudah mulai bergejolak ingin keluar rumah? Sudah kangen kampus? Ingin mudik? Saya yakin pasti kalian juga merasakan kerinduan ingin bertemu keluarga seperti saya. Semoga kita tetap terlindung dari serangan wabah ini dan selalu jaga kesehatan ya. Saya berdoa agar corona segera berlalu, sehingga kita semua bisa kembali dalam keadaan normal seperti sedia kala. Aamiin allahumma aamiin.
Annisa Choirunnisa (Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Surakarta)