Dunia kreatif memang diminati oleh sebagian kalangan anak muda saat ini. Salah satunya produksi film pendek. Muhammad Muhtar Fajar, mahasiswa KPI FUD UIN Raden Mas Said Surakarta juga menjadi salah satu bagian anak muda yang berkecimpung dalam proses kreatif dunia film pendek. Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam sudah memproduksi film pendek semenjak tahun 2013. Film pertamanya saat dia masih duduk di bangku SMP dengan film yang berjudul “Galau”, film tersebut mendapatkan juara dalam festival film antar sekolah pada waktu itu.

Film merupakan tempat Muhtar memvisualisasikan cerita yang didapatkan dari pengalaman, juga untuk menghibur penonton. Pria kelahiran Magelang, ini memproduksi film berikutnya bersama teman-temannya. Meski di beberapa film ia tidak menjadi sutradara ataupun produser. Seperti film Indonesiaku yang pernah menjuarai KPI’s Day IAIN Surakarta dan KPI’S day IAIN Pekalongan di peringkat pertama. Dalam produksinya ia menjadi editor film. Film itu disutradarai oleh M. Ali Hasan Akbar, kemudian Farhan Prasetyo sebagai produsernya, Anwar sebagai pemeran utama, Zufar sebagai cameo sekaligus assistan kameramen.

Kemudian pada tahun berikutnya dalam fIlm Selendang Sekar. Film yang bercerita soal perjuangan penari gambyong ini  juga memperoleh juara di urutan ke 3  dalam Komunikasi Festival di Semarang. Dalam produksi Film Selendang Sekar juga ia masih di bagian editor. Meski hanya sebagai editor tapi tetap proses produksi ini memberikan pengalaman yang bermakna. Proses perjalanan di luar kelas ini, menjadi berguna untuk menyelesaikan beberapa tugas akhir mata kuliah sinematografi. Mulai dari awal pengenalan teori dalam film sampai pada pembuatan film atau produksi film. Pada saat itu, film yang diproduksi berjudul Sendok Porok. Dalam produksi tersebut menjadi salah satu produksi yang berbeda dari sebelumnya yakni menjadi produser sekaligus sutradara. Meski tidak memenangkan perlombaan setidaknya merasa senang  bisa menonton film sendiri di layar lebar (bioskop) yang disewa untuk pemutaran film pendek karya mahasiswa prodi KPI IAIN Surakarta.

Tahun 2020, pandemi covid muncul. Hal ini menjadikan keinginan untuk produksi film agak tersendat. Dalam waktu itu, hanya membuat konten untuk instagram dan youtube yang hanya mengisi waktu luang saja. Satu tahun setelahnya, tahun 2021. Ada kabar jika kampus membuka perlombaan Piala Rektor kategori film pendek. Karena sudah lama tidak memproduksi film lagi, akhirnya memberanikan untuk ikut piala rektor. Mengikuti event itu hanya keinginan untuk menuangkan tulisan lama yang tidak sempat untuk diproduksi. FIlm tersebut berjudul “Washaty” yang Produksi hanya 3 orang crew dan 2 talent tambahan. Selain Muhtar, ada Yanuar Yusa, Munji Fikri, Alfian, Firdaus, yanng mana semuanya juga teman kampusnya. Hanya kurun waktu 1 minggu untuk produksi sampai editing selesai dengan peralatan dan cerita yang relate atau dekat dengan persoalan masyarakat muslim bisa terpilih menjadi juara 1.

Setelah kejuaraan piala rektor terpilih untuk mewakili kampus IAIN Surakarta untuk lomba film pendek IPPBMM VII 2021. Akan tetapi pada lomba ini ia belum bisa menjadikan IAIN Surakarta pemenang di kejuaraan ini. Persaingan yang sangat ketat dan kuat dari masing-masing kampus yang di ikuti PTKIN se-Jawa Bali. Hal itu menjadikan pengalaman yang sangat istimewa karena bisa dipercaya untuk mewakili kampus IAIN Surarkata dalam event yang bergengsi tersebut.

Perjalanan tidak berhenti di situ, ia ikut lomba kembali yang dibuat oleh Balai Litbang Agama Semarang. Cerita yang diangkat soal Moderasi Bergama dengan beberpaa sentuhan budaya lokal. FIlm itu berjudul “Bersahaja” film yang menceritakan perbedaan pandangan antara adik dan kakak soal Agama dan Kearifan lokal. Produksi yang berlangsung hanya 4 hari itu melibatkan sekitar 10 orang yang juga masih lingkup teman kampusnya. Produksi yang awalnya hanya iseng saja ternyata membuahkan hasil dengan mendapatkan juara 3. Rasa syukur itu menjadikan semangat yang besar untuk terus bergerak. Label produksi Seruputkissah adalah salah satu bentuk dari kelanjutan dari perjuangan teman-teman dengan lanjut ke film berikutnya yaitu film “Mayang”. FIlm ini juga dimaksudkan untuk Festival Film Pendek Kemenag RI. Tapi dengan persaingan nasional pastilah sangat berat. Meski belum memperoleh hasil juara tapi setidaknya banyak pengalaman dari produksi film ini. Memang belum menjadi sebuah profesi dari Muhtar, tapi ia tidak berhenti untuk menggambarkan cerita dan narasi ke dalam bentuk film pendek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *