Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta melaksanakan magang di  Harian Solopos selama dua bulan (1 Agustus – 30 September 2022). Dalam pelaksanaanya 6  mahasiswa ditempatkan ke beberapa rubrik diantaranya La’ali Nur Haya Muthi’ah dan Dea Erma Sintya rubrik Kota Solo, Luthfiyah Oktari Jasmien dengan Vinka Oktavia rubrik Mingguan,  Wahyu Ragil Saputro rubrik Hasanah dan  Dwi Muhammad Saputro rubrik Pagelaran. Solopos merupakan tempat langganan Mahasiswa KPI untuk magang, dan dari tempat tersebut 6 Mahasiswa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang beragam.

Seperti La’ali yang mengungkapkan selama terjun ke lapangan dalam hal mencari berita cukup sulit dan penuh tantangan karena faktor diri sendiri dan faktor lain. Dirinya juga belajar bagaimana menyusun kalimat wawancara supaya informasi dari narasumber lengkap dan sesuai dengan rencana berita yang akan kita buat. Menjadi tantangan tersendiri karena dirinya bukan warga Solo namun harus meliput di daerah Solo.

Modal keberanian adalah modal Vinka melakoni pengalaman baru menjadi wartawan. Dengan bekal pelatihan selama 2 hari di Solopos, dan kemudian diaplikasikan di lapangan, banyak menemui hal-hal tak terduga nyatanya benar. “Pertama kali liputan di suatu event, tak hanya dalam bentuk teks namun juga ditugaskan untuk liputan foto, rasanya bingung, takut dan pada akhirnya bertemu dengan narasumber yang humble, dan dipertemukan oleh wartawan senior yang membantu mengarahkan dan memberikan semangat, dari hal ini lah saya belajar memang harus berani memulai” , ungkap Vinka dari Divisi Mingguan.

Sama halnya dengan yang dikatakan La’ali dan Vinka, Luthfiyah juga berkesempatan bertemu dengan wartawan-wartawan senior dari Wartawan Media Indonesia, Antara dan lainnya. Menjadi sebuah kebanggan bisa magang di Solopos dan duduk bersama wartawan senior walaupun hanya duduk bersama dan mendengarkan cerita-cerita bagaimana wartawan atau berita yang akan dikerjakan. Luthfiyah juga mendapat ilmu baru tentang bagaimana membaca trend yang bisa dijadikan berita, berpikir kreatif, dan ilmu lain. “Pak Damar selaku pembimbing di Solopos waktu itu menyuruh membuat 8 tema berita yang akan kita kerjakan, saat pertemuan pertama 2 tema harus saya serahkan sisanya dikumpulkan besok sore, memang harus kreatif dan peka terhadap apa yang terjadi di sekitar.” jelas Luthfiyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *