Riset itu berjudul Da’wa, Muslim Millennials and Social Media, ditulis Abraham Zakky Zulhazmi bersama Dewi Ayu Sri Hastuti, dimuat Jurnal Lentera Vol 2, No 02 (2018). Saat ini, artikel tersebut telah dikutip 14 orang. Tema tulisan yang kekinian dan luas menjadikan tulisan tersebut menarik dan memperoleh sejumlah sitasi.
Zakky dan Dewi di tulisan itu menyebut Internet (media sosial) mengubah banyak pola dan bentuk komunikasi. Media sosial turut menjadi saluran yang secara massif digunakan oleh para pendakwah Indonesia selama kurang lebih satu dasawarsa terakhir. Dakwah di media sosial menghadirkan sejumlah tantangan dan peluang, lebih-lebih ketika berhadapan dengan generasi milenial sebagai pengguna tersebesar.
Kesimpulan penelitian tersebut: terdapat tiga poin utama dalam melihat dakwah, muslim milenial dan media sosial. Pertama, karakter generasi milenial yang cenderung out of the box dan selalu terkoneksi internet sedikit banyak mengubah lanskap dakwah di Indonesia. Mereka perlahan meninggalkan dakwah konservatif, baik dari segi pilihan tema maupun metode. Kedua, media sosial meski memiliki sumbangsih positif bagi dakwah namun juga meninggalkan sejumlah catatan yang menuntut perhatian, seperti kadangkalan dakwah, mudahnya menyebar ujaran kebencian, keengganan mengakses sumber primer dan soal otoritas keagaman seorang dai. Ketiga, generasi milenial yang memiliki ciri toleran, pluralis serta mampu menghargai perbedaan dan keberagaman sejatinya mendatangkan peluang bagi semakin berkembangnya dakwah Islam moderat di Indonesia.