Siti Zaida Hanum, mahasiswa KPI IAIN Surakarta, menerbitkan buku kumpulan puisi bertajuk Tangkai Kalam. Berikut penuturan Hanum terkait proses kreatif penerbitan buku tersebut:
Saya menyukai dunia sastra sejak kecil, saat pertama kali saya membaca buku puisi yang dibelikan oleh ayah. Buku itu sangat berkesan, di dalamnya banyak sekali puisi nan indah. Sejak saat itu saya senang mengkespresikan diri saya ketika membaca puisi, hingga berlanjut ketika saya kuliah. Saya memberanikan mencoba mengikuti berbagai perlombaan seperti menulis puisi, cerpen, pantun, esai, artikel dan lain-lain. Bagi saya menulis adalah wahana untuk berbagi pikiran, perasaan, dan bisa menjadi ladang amal.
Penyair yang paling saya suka adalah (alm) Sapardi Djoko Darmono. Puisi Sapardi sangat inspiratif. Sederhana dan liris. Banyak penyair Indonesia yang terinspirasi oleh sajak-sajak Sapardi.
Proses pembuatan buku ini sebetulnya belum terpikirkan sebelumnya. Hanya saja, ketika saya memasuki dunia kuliah, saya mencoba menuliskan apa impian saya dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Ada 100 impian yang saya tulis dan saya pajang di dalam kamar. Dan salah satu dari impian-impian saya adalah menulis buku. Entah apa yang dipikirkan saya saat itu, sepertinya hanya mimpi saja, karna belum pernah saya menulis sebelumnya.
Terkadang saya mencoba menulis sebelum tidur, di waktu pagi, maupun saat pulang kuliah tiba, tapi hasilnya nihil. Tidak ada satu kata pun di dalam kertas itu. Ya begitulah, saat itu menulis tak semudah dibayangkan. Belum lagi mood yang terkadang berubah-ubah setiap harinya, membuat tulisan-tulisan saya terbengkalai, tidak terwujud dari yang saya harapkan. Mungkin saat itu saya sudah berkata pada diri saya, bahwa menulis bukanlah bakat saya.
Di masa-masa itulah saya mencoba memahami dan mengenali diri saya secara baik, mengikuti berbagai kegiatan, berkomunikasi dengan banyak orang dan mengambil setiap pelajaran dari mereka, mengikuti berbagai seminar kepenulisan, serta mengikuti komunitas literasi, mengikuti berbagai perlombaan, mengikuti project menulis buku antologi yang awalnya dari puisi, cerpen, bahkan penulisan blog saya lakukan.
Saat itulah saya sangat termotivasi dan mencoba melatih diri saya untuk fokus merutinkan menulis tiap harinya. Saya masih teringat dengan kutipan bahwa bakat terdiri 1% minat, 99% lainnya adalah keringat. Hingga tepat bulan Juni 2020 saya menjebak diri saya membuat target menulis buku di Akhir Tahun 2020, dengan mengumpulkan tulisan–tulisan saya yang telah tertumpuk 2 tahun lamanya, mengkonfirmasi penerbit. Tepat di akhir bulan yakni 31 Desember naskah saya selesai. Barulah saat itu saya mencoba menghubungi penerbit kembali. Dan Alhamdulillah langsung diproses segera. Hingga bulan Januari 2021 ini, karya pertama saya lahir bertajuk Tangkai Kalam, yang semoga bisa menginspirasi siapapun yang berkenan membacanya. Setiap perjalanan yang saya tuang dalam andar kata dalam buku ini merupakan catatan pelajaran yang teramat sangat bermakna bagi kehidupan yang kelak saya tempuh pada babak berikutnya.