Salah satu dosen Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Rhesa Zuhriya Briyan Pratiwi, menjadi narasumber dalam diskusi buku Rahayu Nir Sambikala, terbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Surakarta, Kamis (13/8). Diskusi buku ini merupakan diskusi Seri 1 bertajuk Beragama dan Belajar di Masa Pandemi Covid-19.

Membahas sisi menarik dari tayangan drama korea, Rhesa berhasil memotret fenomena lain mengenai maraknya kebiasaan menonton masyarakat yang cenderung berubah. Dalam tulisannya, drama korea nyatanya mampu menjadi kegemaran sekaligus hiburan yang cukup diminati, mengingat situasi pandemi yang mengharuskan semua lapisan masyarakat untuk mengubah kebiasaan.

“It’s Okay to not to be Okay,” buka Rhesa di awal pemaparannya. Kalimat ini menurutnya sangat related dengan kondisi masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja di masa pandemi. Hal ini diyakini sebagai hal yang lumrah karena masyarakat harus saling menyesuaikan segala sesuatunya, tidak terkecuali dalam segala proses komunikasi yang dijalani. Terlebih menurut Rhesa, kalimat pembuka ini menjadi efektif dan related ketika dihadapkan pada para penggemar drama korea karena merupakan salah satu judul drama korea populer yang baru saja selesai ditayangkan.

Rhesa menjelaskan mengapa drama korea menjadi sangat dekat dengan masyarakat di masa pandemi. Selain itu, maraknya drama korea diasumsikan turut berimbas positif terhadap sejumlah platform digital yang memang banyak digunakan oleh masyarakat dalam mengakses informasi. Menutup presentasinya, Rhesa menampilkan sejumlah riset alternatif yang dapat diadaptasi selanjutnya oleh mahasiswa, terutama yang membahas tentang bagaimana perilaku menonton drama korea dikaitkan dengan aspek kajian yang lainnya.

Diskusi dipandu oleh moderator Nur Rohman, M.Hum., yang juga merupakan Sekretaris Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, diskusi buku Seri 1 ini dibuka secara khusus oleh Ketua LP2M IAIN Surakarta, Dr. Zainul Abas, M.Ag.. Bertindak pula sebagai keynote speaker, Zainul Abas dalam sambutannya menyampaikan bahwa agama Islam adalah agama yang dinamis sehingga ini dapat menjadi modal bagi umat Islam sebagai solusi untuk memecahkan segala permasalahan, tak terkecuali permasalahan di masa pandemi ini.

Turut hadir dua penulis buku lainnya, sekaligus sebagai narasumber dalam diskusi, M. Endy Saputra dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Nur Tanfidyah dari Fakultas Ilmu Tarbiyah (FIT). Diskusi ini juga dibahas bersama penelaah yang merupakan seorang kandidat Ph. D dari School of Social Science, Western Sidney University of Australia, Subhani Kusuma Dewi, yang merupakan dosen dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (RHS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *